BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengetian
Prasangka
Prasangka
(prejudice) stereotip negatif dan ketidaksukaan atau kebencian yang kuat dan
tidak rasional terhadap suatu kelompok. Beberapa ahli meninjau pengertian
prasangka dari berbagai sudut:
- Kimball Young
Prasangka
adalah mempunyai ciri khas pertentangan antara kelompok.
- Sherif and Sherif
Prasangka
adalah suatu sikap negatif yang diperlihatkan oleh individu atau kelompok
terhadap kelompok atau individu lain.
2.
Sebab-Sebab
Timbulnya Prasangka
Ada
beberapa faktor yang menyebabkan
prasangka:
- Orang berprasangka dalam rangka mencari kambing hitam
Dalam
berusaha , seseorang mengalami kegagalan atau kelemahan, dan penyebab dari
kegagalan itu tidak dicari pada dirinya sendiri tetapi pada orang lain. Orang
lain inilah yang dijadikan kambing hitam sebagai sebab kegagalannya.
- Orang berprasangka, karena memang ia sudah dipersiapkan didalam lingkungannya atau kelompoknya untuk berprasangka. Misalkan: seorang anak Amerika (kulit putih) dilahirkan didalam keluarga kulit putih. Didalam keluarga itu sudah dianut atau ditegakkan suatu norma tertentu yaitu bahwa orang Negro itu pemalas, bodoh, tidak tau kesusilaan dan kotor.
Anggapan semacam ini sudah tertanam pada diri anak
sejak kecil, sehingga anak akan mengikuti pula anggapan semacam ini. Berdasarkan
ini maka tidak mustahil bila terjadi seorang anak kulit putih telah
berprasangka terhadap orang Negro, meskipun anak tersebut belum pernah bergaul
dengan orang Negro. Hal semacam itu tentu saja merugikan perkembangan anak
- Prasangka timbul karena adanya perbedaan, perbedaan disini bisa meliputi :
a.
perbedaan fisik
b.
Perbedaan lingkungan
c.
Perbedaan kekayaan
d.
Perbedaan status sosial
e.
Perbedaan kepercayaan
Dan
masih banyak lagi perbedaan-perbedaan lainnya.
- Prasangka timbul karena kesan yang menyakitkan atau pengalaman yang tidak menyenangkan. Misalnya: bangsa yang dijajah dengan bangsa penjajah. Kesan dari bangsa yang dijajah adalah bahwa penjajah itu kejam, mengharuskan kerja paksa, merampas kebebasan dan sebagainya. Dengan kesan atau pengalaman semacam ini terjajah akan berprasangka terhadap penjajah.
- Prasangka timbul karena adanya anggapan yang sudah menjadi pendapat umum atau kebiasaan didalam lingkungan tertentu. Misalnya, orang slalu berprasangka terhadap status ibu tiri atau anak tiri.
Disamping itu ada teori-teori
kognitif yang menyebabkan munculnya prasangka:
- Teori belajar sosial
Seperti
diketahui bahwa teori belajar sosial merupakan salah satu teori dalam hal
belajar.teori ini dikemukakan oleh Bandora yang berpendapat bahwa belajar itu
melalui model atau contoh. Prasangka seperti halnya sikap, merupakan hal yang
terbentuk melalui proses belajar. Pada waktu anak dilahirkan ia belum membawa
prasangka, prasangka disosialisasikan melalui orang-orang dewasa khususnya
orang tua, disamping orang tua prasangka terbentuk melalui orang-oarang yang
ada disekitarnya termasuk teman-temannya.
- Teori motivasional
Dalam
teori ini beberapa teori yang tercakup didalamnya:
a. Pendekatan
psikodinamika
Teori
ini menganalisis prasangka sebagai sesuatu usaha untuk mengatasi tekanan yang
ada pada diri individu. Jadi teori ini menekankan pada dinamika dari pribadi
individu yang bersangkutan. Misalnya dalam hal kesulitan ekonomi karena di PHK,
maka kehilangan pekerjaan dan kehilangan pendapatan. Akibatnya orang mengalami
frustasi dan dimanifestasikan dalam perilaku agresif dan biasanya orang menjadi
kambing hitam sebagai tempat penumpahan kemarahannya. Ini mengambarkan dinamika
psikologis yang ada pada diri individu yang bersangkutan.
b. Realistic group conflict
Konflik
antar kelompok akan terjadi apabila kelompok-kelompok tersebut dalam keadaan
berkompetisi. Ini menyebabkan adanya permusuhan antara kedua kelompok tersebut
yang kemudian bermuara pada adanya saling berprasangka satu dengan yang lain,
saling memberikan evaluasi negatif. Dengan demikian maka prasangka tidak dapat
dihindarkan sebagai akibat adanya konflik yang nyata antara kelompok yang satu
dengan kelompok yang lain. Dengan adanya prasangka antara kelompok satu dengan
yang lain, pada umumnya mempunyai dampak yang tidak diinginkan. Hal ini akan
dapat menimbulkan perpecahan dan jika dilihat ini adalah hal yang tidak
menguntungkan.
c.
Deprivasi relatif (relative deprifation)
Dalam
konflik antar kelompok yang nyata, prasangka timbul sebagai respon frustasi
dalam kehidupan antara kelompok satu dengan yang lain. Tapi kadang-kadang orang
mampersepsi dirinya sendiri mengalami deprivasi atau kerugiaan secara relatif
terhadap pihak lain, walaupun dalam kenyataannya tidak demikian. Persepsi ini
dapat membawa permusuhan antara kelompok satu dengan yang lain dan sebagai
akibatnya dapat menimbulkan prasangka. Misalnya dalam hal kemajuan di bidang
ekonomi, kemajuan yang dicapai oleh suatu kelompok kemungkinan tidak sama
dengan kelompok yang lain, ada yang cepat dan ada yang lambat, tetapi semuanya
mengalami kemajuan dalam bidang ekonomi. Akan tetapi mereka yang lambat, merasa
dirinya atau diri mereka merasa rugi atau merasa terhambat walaupun ini secara
relatif, karena dalam realitasnya mereka juga mencapai kemajuan dalam bidang
ekonomi tersebut. Akan tetapi mereka berprasangka mungkin ada hal-hal lain yang
menyebabkan kemajuan yang cepat yang diperoleh oleh kelompok atau pihak lain.
- Teori Kognitif
Dalam teori kognitif ini, proses
kognitif menjadi dasar dari timbulnya prasangka. Hal ini berkaitan dengan:
a. Kategorisasi atau penggolongan
Dalam
hal ini apabila seseorang mampersepsi orang lain atau suatu kelompok
mempersepsi kelompok lain dan memasukkan apa yang dipersepsi itu kedalam suatu
kategori tertentu. Misalnya seseorang dimasukkan dalam ketegori umur, dalam
ketegori pekerjaan dan lain-lain. Proses ketegorisasi ini mempunyai dampak yang
luas, misalnya kulit putih dengan kulit hitam (ini kategori dalam warna kulit).
Hal ini dapat berakibat adannya prasangka antara kulit putih dan kulit hitam.
Ini berarti bahwa dengan adanya kategorisasi dapat menimbulkan prasangka antar
pihak satu dengan pihak lain atau antara kelompok satu dengan kelompok lain.
b. Ingroup lawan outgroup
Kategorisasi
dapat menuju ke ingroup dan outgroup, apabila adanya kategorisasi
kita (us) dan mereka (them), dan ini yang menimbulkan ingroup dan outgroup. Seseorang dalam suatu kelompok merasa dirinya ingroup dan orang lain dalam kelompok
lain sebagai outgroup.
3.
Upaya
Untuk Mengurangi atau Menghilangkan Prasangka
Seperti diketahui bahwa prasangka
merupakan hal yang lebih banyak merugikan daripada menguntungkan. Oleh karena
itu masalah yang timbul adalah dengan cara bagaimana prasangka itu dapat
dikurangi bahkan dihilangkan. Prasangka itu sebenarnya adalah karena salah
sangka, miss informasi, miss komunikasi, miss interpretasi. Usaha mengurangi
atau menghilangkan prasangka ini dapat dibedakan:
1. Usaha preventif:
ini berupa usaha jangan sampai orang (kelompok) terkena prasangka. Menciptakan
situasi atau suasana yang tentram, damai, jauh dari rasa permusuhan, dalam arti
berlapang dada dalam bergauldengan sesama manusia meskipun ada perbedaan.
Perbedaan bukan berarti pertentangan. Memperpendek jarak sosial (social distance) sehingga tidak sempat
timbul prasangka. Usaha semacam ini terutama harus dilakukan oleh orang tua
terhadap anak-anaknya, guru terhadap pandidiknya, dan lain sebagainya.
2. Usaha Curatif:
usaha Menyembuhkan orang yang sudah terkena prasangka. Usaha disini berupa
usaha menyadarkan. Prasangka adalah hal yang selalu merugikan, tidak ada hal
yang bersifat positif bagi kehidupan bersama. Justru dengan adanya prasangka
pihak luar atau pihak ketiga akan dapat dengan mudah memperalat atau
menimbulkan suasana panas dan kacau dari golongan yang berprasangka terhadap
golongan yang diprasangkai demi keuntungan pihak ketiga.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Prasangka
adalah ketidaksukaan yang kuat dan tidak berdasar, atau kebenciaan terhadap
sebuah kelompok, yang didasarkan pada stereotip yang negatif.
Beberapa faktor yang menyebabkan
timbulnya prasangka:
1) Orang
berprasangka dalam rangka mencari kambing hitam.
2) Orang
berprasangka, karena memang ia sudah dipersiapkan didalam lingkungannya atau
kelompoknya untuk berprasangka.
3) Prasangka
timbul karena adanya perbedaan.
4) Prasangka
timbul karena kesan yang menyakitkan atau pengalaman yang tidak menyenangkan.
5) Prasangka
timbul karena adanya anggapan yang sudah menjadi pendapat umum atau kebiasaan
didalam lingkungan tertentu.
2.
Saran
Dalam
penulisan makalah ini kami telah berusaha menyelesaikannya dengan sebaik mungkin, namun kami menyadari bahwasanya
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kami mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca, terutama dosen pembimbing mata kuliah Psikologi Sosial
dan umumnya kepada rekan mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu. 2007. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.
Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Andi.
Wade, Carole – Tavris, Carol. 2007. Psikologi. Jakarta: Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar