Sabtu, 16 November 2013

makalah prasangka



BAB II
PEMBAHASAN
1.      Pengetian Prasangka
            Prasangka (prejudice) stereotip negatif dan ketidaksukaan atau kebencian yang kuat dan tidak rasional terhadap suatu kelompok. Beberapa ahli meninjau pengertian prasangka dari berbagai sudut:
  1. Kimball Young
Prasangka adalah mempunyai ciri khas pertentangan antara kelompok.
  1. Sherif and Sherif
Prasangka adalah suatu sikap negatif yang diperlihatkan oleh individu atau kelompok terhadap kelompok atau individu lain.
2.      Sebab-Sebab Timbulnya Prasangka
            Ada beberapa faktor  yang menyebabkan prasangka:
  1. Orang berprasangka dalam rangka mencari kambing hitam
Dalam berusaha , seseorang mengalami kegagalan atau kelemahan, dan penyebab dari kegagalan itu tidak dicari pada dirinya sendiri tetapi pada orang lain. Orang lain inilah yang dijadikan kambing hitam sebagai sebab kegagalannya.
  1. Orang berprasangka, karena memang ia sudah dipersiapkan didalam lingkungannya atau kelompoknya untuk berprasangka. Misalkan: seorang anak Amerika (kulit putih) dilahirkan didalam keluarga kulit putih. Didalam keluarga itu sudah dianut atau ditegakkan suatu norma tertentu yaitu bahwa orang Negro itu pemalas, bodoh, tidak tau kesusilaan dan kotor.
Anggapan  semacam ini sudah tertanam pada diri anak sejak kecil, sehingga anak akan mengikuti pula anggapan semacam ini. Berdasarkan ini maka tidak mustahil bila terjadi seorang anak kulit putih telah berprasangka terhadap orang Negro, meskipun anak tersebut belum pernah bergaul dengan orang Negro. Hal semacam itu tentu saja merugikan perkembangan anak
  1. Prasangka timbul karena adanya perbedaan, perbedaan disini bisa meliputi :
a. perbedaan fisik
b. Perbedaan lingkungan
c. Perbedaan kekayaan
d. Perbedaan status sosial
e. Perbedaan kepercayaan
Dan masih banyak lagi perbedaan-perbedaan lainnya.
  1. Prasangka timbul karena kesan yang menyakitkan atau pengalaman yang tidak menyenangkan. Misalnya: bangsa yang dijajah dengan bangsa penjajah. Kesan dari bangsa yang dijajah adalah bahwa penjajah itu kejam, mengharuskan kerja paksa, merampas kebebasan dan sebagainya. Dengan kesan atau pengalaman semacam  ini terjajah akan berprasangka terhadap penjajah.
  2. Prasangka timbul karena adanya anggapan yang sudah menjadi pendapat umum atau kebiasaan didalam lingkungan tertentu. Misalnya, orang slalu berprasangka terhadap status ibu tiri atau anak tiri.
            Disamping itu ada teori-teori kognitif yang menyebabkan munculnya prasangka:
  1. Teori belajar sosial
Seperti diketahui bahwa teori belajar sosial merupakan salah satu teori dalam hal belajar.teori ini dikemukakan oleh Bandora yang berpendapat bahwa belajar itu melalui model atau contoh. Prasangka seperti halnya sikap, merupakan hal yang terbentuk melalui proses belajar. Pada waktu anak dilahirkan ia belum membawa prasangka, prasangka disosialisasikan melalui orang-orang dewasa khususnya orang tua, disamping orang tua prasangka terbentuk melalui orang-oarang yang ada disekitarnya termasuk teman-temannya.

  1. Teori motivasional
Dalam teori ini beberapa teori yang tercakup didalamnya:
a.  Pendekatan psikodinamika
Teori ini menganalisis prasangka sebagai sesuatu usaha untuk mengatasi tekanan yang ada pada diri individu. Jadi teori ini menekankan pada dinamika dari pribadi individu yang bersangkutan. Misalnya dalam hal kesulitan ekonomi karena di PHK, maka kehilangan pekerjaan dan kehilangan pendapatan. Akibatnya orang mengalami frustasi dan dimanifestasikan dalam perilaku agresif dan biasanya orang menjadi kambing hitam sebagai tempat penumpahan kemarahannya. Ini mengambarkan dinamika psikologis yang ada pada diri individu yang bersangkutan.
b. Realistic group conflict
Konflik antar kelompok akan terjadi apabila kelompok-kelompok tersebut dalam keadaan berkompetisi. Ini menyebabkan adanya permusuhan antara kedua kelompok tersebut yang kemudian bermuara pada adanya saling berprasangka satu dengan yang lain, saling memberikan evaluasi negatif. Dengan demikian maka prasangka tidak dapat dihindarkan sebagai akibat adanya konflik yang nyata antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain. Dengan adanya prasangka antara kelompok satu dengan yang lain, pada umumnya mempunyai dampak yang tidak diinginkan. Hal ini akan dapat menimbulkan perpecahan dan jika dilihat ini adalah hal yang tidak menguntungkan.
c. Deprivasi relatif (relative deprifation)
Dalam konflik antar kelompok yang nyata, prasangka timbul sebagai respon frustasi dalam kehidupan antara kelompok satu dengan yang lain. Tapi kadang-kadang orang mampersepsi dirinya sendiri mengalami deprivasi atau kerugiaan secara relatif terhadap pihak lain, walaupun dalam kenyataannya tidak demikian. Persepsi ini dapat membawa permusuhan antara kelompok satu dengan yang lain dan sebagai akibatnya dapat menimbulkan prasangka. Misalnya dalam hal kemajuan di bidang ekonomi, kemajuan yang dicapai oleh suatu kelompok kemungkinan tidak sama dengan kelompok yang lain, ada yang cepat dan ada yang lambat, tetapi semuanya mengalami kemajuan dalam bidang ekonomi. Akan tetapi mereka yang lambat, merasa dirinya atau diri mereka merasa rugi atau merasa terhambat walaupun ini secara relatif, karena dalam realitasnya mereka juga mencapai kemajuan dalam bidang ekonomi tersebut. Akan tetapi mereka berprasangka mungkin ada hal-hal lain yang menyebabkan kemajuan yang cepat yang diperoleh oleh kelompok atau pihak lain.
  1. Teori Kognitif
            Dalam teori kognitif ini, proses kognitif menjadi dasar dari timbulnya prasangka. Hal ini berkaitan dengan:
a. Kategorisasi atau penggolongan
Dalam hal ini apabila seseorang mampersepsi orang lain atau suatu kelompok mempersepsi kelompok lain dan memasukkan apa yang dipersepsi itu kedalam suatu kategori tertentu. Misalnya seseorang dimasukkan dalam ketegori umur, dalam ketegori pekerjaan dan lain-lain. Proses ketegorisasi ini mempunyai dampak yang luas, misalnya kulit putih dengan kulit hitam (ini kategori dalam warna kulit). Hal ini dapat berakibat adannya prasangka antara kulit putih dan kulit hitam. Ini berarti bahwa dengan adanya kategorisasi dapat menimbulkan prasangka antar pihak satu dengan pihak lain atau antara kelompok satu dengan kelompok lain.
b. Ingroup lawan outgroup
Kategorisasi dapat menuju ke ingroup dan outgroup, apabila adanya kategorisasi kita (us) dan mereka (them), dan ini yang menimbulkan ingroup dan outgroup. Seseorang dalam suatu kelompok merasa dirinya ingroup dan orang lain dalam kelompok lain sebagai outgroup.
3.      Upaya Untuk Mengurangi atau Menghilangkan Prasangka
            Seperti diketahui bahwa prasangka merupakan hal yang lebih banyak merugikan daripada menguntungkan. Oleh karena itu masalah yang timbul adalah dengan cara bagaimana prasangka itu dapat dikurangi bahkan dihilangkan. Prasangka itu sebenarnya adalah karena salah sangka, miss informasi, miss komunikasi, miss interpretasi. Usaha mengurangi atau menghilangkan prasangka ini dapat dibedakan:
1.      Usaha preventif: ini berupa usaha jangan sampai orang (kelompok) terkena prasangka. Menciptakan situasi atau suasana yang tentram, damai, jauh dari rasa permusuhan, dalam arti berlapang dada dalam bergauldengan sesama manusia meskipun ada perbedaan. Perbedaan bukan berarti pertentangan. Memperpendek jarak sosial (social distance) sehingga tidak sempat timbul prasangka. Usaha semacam ini terutama harus dilakukan oleh orang tua terhadap anak-anaknya, guru terhadap pandidiknya, dan lain sebagainya.
2.      Usaha Curatif: usaha Menyembuhkan orang yang sudah terkena prasangka. Usaha disini berupa usaha menyadarkan. Prasangka adalah hal yang selalu merugikan, tidak ada hal yang bersifat positif bagi kehidupan bersama. Justru dengan adanya prasangka pihak luar atau pihak ketiga akan dapat dengan mudah memperalat atau menimbulkan suasana panas dan kacau dari golongan yang berprasangka terhadap golongan yang diprasangkai demi keuntungan pihak ketiga.












BAB III
PENUTUP
1.      Kesimpulan
            Prasangka adalah ketidaksukaan yang kuat dan tidak berdasar, atau kebenciaan terhadap sebuah kelompok, yang didasarkan pada stereotip yang negatif.
            Beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya prasangka:
1)      Orang berprasangka dalam rangka mencari kambing hitam.
2)      Orang berprasangka, karena memang ia sudah dipersiapkan didalam lingkungannya atau kelompoknya untuk berprasangka.
3)      Prasangka timbul karena adanya perbedaan.
4)      Prasangka timbul karena kesan yang menyakitkan atau pengalaman yang tidak menyenangkan.
5)      Prasangka timbul karena adanya anggapan yang sudah menjadi pendapat umum atau kebiasaan didalam lingkungan tertentu.
2.      Saran
            Dalam penulisan makalah ini kami telah berusaha menyelesaikannya dengan sebaik  mungkin, namun kami menyadari bahwasanya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, terutama dosen pembimbing mata kuliah Psikologi Sosial dan umumnya kepada rekan mahasiswa.






DAFTAR PUSTAKA
  Ahmadi, Abu. 2007. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.
  Walgito, Bimo. 2003. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Andi.
  Wade, Carole – Tavris, Carol. 2007. Psikologi. Jakarta: Erlangga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar